Jumat, 29 Januari 2016

Sejarah Indonesia

Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimulai sejak zaman prasejarah berdasarkan penemuan "Manusia Jawa" yang berusia 1,7 juta tahun yang lalu. Periode sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi lima era: Era Prakolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha serta Islam di Jawa dan Sumatera yang terutama mengandalkan perdagangan; Era Kolonial, masuknya orang-orang Eropa (terutama Belanda) yang menginginkan rempah-rempah mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad antara awal abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20; Era Kemerdekaan Awal, pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya Soekarno (1966); Era Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan Soeharto (19661998); serta Orde Reformasi yang berlangsung sampai sekarang.

Secara geologi, wilayah Indonesia modern (untuk kemudahan, selanjutnya disebut Nusantara) merupakan pertemuan antara tiga lempeng benua utama: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik (lihat artikel Geologi Indonesia). Kepulauan Indonesia seperti yang ada saat ini terbentuk pada saat melelehnya es setelah berakhirnya Zaman Es, sekitar 10.000 tahun yang lalu.
Pada masa Pleistosen, ketika masih terhubung dengan Asia Daratan, masuklah pemukim pertama. Bukti pertama yang menunjukkan penghuni awal adalah fosil-fosil Homo erectus manusia Jawa dari masa 2 juta hingga 500.000 tahun lalu. Penemuan sisa-sisa "manusia Flores" (Homo floresiensis)[1] di Liang Bua, Flores, membuka kemungkinan masih bertahannya H. erectus hingga masa Zaman Es terakhir.[2]
Homo sapiens pertama diperkirakan masuk ke Nusantara sejak 100.000 tahun yang lalu melewati jalur pantai Asia dari Asia Barat, dan pada sekitar 60 000 sampai 70 000 tahun yang lalu telah mencapai Pulau Papua dan Australia.[3] Mereka, yang berfenotipe kulit gelap dan rambut ikal rapat, menjadi nenek moyang penduduk asli Melanesia (termasuk Papua) sekarang dan membawa kultur kapak lonjong (Paleolitikum). Gelombang pendatang berbahasa Austronesia dengan kultur Neolitikum datang secara bergelombang sejak 3000 SM dari Cina Selatan melalui Formosa dan Filipina membawa kultur beliung persegi (kebudayaan Dongson). Proses migrasi ini merupakan bagian dari pendudukan Pasifik. Kedatangan gelombang penduduk berciri Mongoloid ini cenderung ke arah barat, mendesak penduduk awal ke arah timur atau berkawin campur dengan penduduk setempat dan menjadi ciri fisik penduduk Maluku serta Nusa Tenggara. Pendatang ini membawa serta teknik-teknik pertanian, termasuk bercocok tanam padi di sawah (bukti paling lambat sejak abad ke-8 SM), beternak kerbau, pengolahan perunggu dan besi, teknik tenun ikat, praktik-praktik megalitikum, serta pemujaan roh-roh (animisme) serta benda-benda keramat (dinamisme). Pada abad pertama SM sudah terbentuk pemukiman-pemukiman serta kerajaan-kerajaan kecil, dan sangat mungkin sudah masuk pengaruh kepercayaan dari India akibat hubungan perniagaan.

Sejarah awal

Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa Dwipa di pulau Jawa dan Sumatra atau Swarna dwipa sekitar 200 SM. Bukti fisik awal yang menyebutkan mengenai adanya dua kerajaan bercorak Hinduisme pada abad ke-5, yaitu: Kerajaan Tarumanagara yang menguasai Jawa Barat dan Kerajaan Kutai di pesisir Sungai Mahakam, Kalimantan. Pada tahun 425 agama Buddha telah mencapai wilayah tersebut.
Di saat Eropa memasuki masa Renaisans, Nusantara telah mempunyai warisan peradaban berusia ribuan tahun dengan dua kerajaan besar yaitu Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit di Jawa, ditambah dengan puluhan kerajaan kecil yang sering kali menjadi vazal tetangganya yang lebih kuat atau saling terhubung dalam semacam ikatan perdagangan (seperti di Maluku).

Kerajaan Islam

Islam sebagai sebuah pemerintahan hadir di Indonesia sekitar abad ke-12, namun sebenarnya Islam sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi. Saat itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat sejak abad 7.[4]
Menurut sumber-sumber Cina menjelang akhir perempatan ketiga abad 7, seorang pedagang Arab menjadi pemimpin pemukiman Arab muslim di pesisir pantai Sumatera. Islam pun memberikan pengaruh kepada institusi politik yang ada. Hal ini nampak pada Tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Kekhalifahan Bani Umayyah meminta dikirimkan da'i yang bisa menjelaskan Islam kepadanya. Surat itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja, yang isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang binatangnya terdapat seribu gajah, yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil, kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Allah. Saya telah mengirimkan kepada anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya.” Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama 'Sribuza Islam'. Sayang, pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi ditawan oleh Sriwijaya Palembang yang masih menganut Budha.[5]
Islam terus mengokoh menjadi institusi politik yang mengemban Islam. Misalnya, sebuah kesultanan Islam bernama Kesultanan Peureulak didirikan pada 1 Muharram 225 H atau 12 November 839 M. Contoh lain adalah Kerajaan Ternate. Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440. Rajanya seorang Muslim bernama Bayanullah.
Kesultanan Islam kemudian semikin menyebarkan ajaran-ajarannya ke penduduk dan melalui pembauran, menggantikan Hindu sebagai kepercayaan utama pada akhir abad ke-16 di Jawa dan Sumatera. Hanya Bali yang tetap mempertahankan mayoritas Hindu. Di kepulauan-kepulauan di timur, rohaniawan-rohaniawan Kristen dan Islam diketahui sudah aktif pada abad ke-16 dan 17, dan saat ini ada mayoritas yang besar dari kedua agama di kepulauan-kepulauan tersebut.
Penyebaran Islam dilakukan melalui hubungan perdagangan di luar Nusantara; hal ini, karena para penyebar dakwah atau mubaligh merupakan utusan dari pemerintahan Islam yang datang dari luar Indonesia, maka untuk menghidupi diri dan keluarga mereka, para mubaligh ini bekerja melalui cara berdagang, para mubaligh inipun menyebarkan Islam kepada para pedagang dari penduduk asli, hingga para pedagang ini memeluk Islam dan meyebarkan pula ke penduduk lainnya, karena umumnya pedagang dan ahli kerajaan lah yang pertama mengadopsi agama baru tersebut. Kerajaan Islam penting termasuk di antaranya: Kerajaan Samudera Pasai, Kesultanan Banten yang menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa, Kerajaan Mataram, Kerajaan Iha, Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore di Maluku.

 


 



Wisata Yogyakarta

Jalan Malioboro

Banyak tempat wisata menarik yang dimiliki Kota Sang Sultan ini, salah satunya yang sangat populer tentu saja Jalan Malioboro. Jalan sepanjang 2,5 km yang membentang dari Tugu Yogyakarta sampai ke Kantor Pos Yogyakarta ini tak pernah sepi wisatawan setiap harinya. Jalan Malioboro berada dekat sekali dengan keraton dan disebut sebagai salah satu titik garis imajiner yang menghubungkan antara Pantai Parangtritis, Keraton Yogyakarta dan Gunung Merapi.
Siapa yang menyangka jika dahulu jalanan ini hanyalah jalan sepi dengan banyak pohon asam di tepinya. Jalan Malioboro dahulu hanya dilewati oleh warga yang ingin ke keraton, Benteng Vredeburg ataupun ke Pasar Beringhardjo.
Malioboro
Malioboro
Asal nama Malioboro pun memiliki dua versi. Pertama, nama ini diambil dari bahasa Sansekerta, yang berarti ‘karangan bunga’. Hal ini dikarenakan sepanjang jalan dahulu dipenuhi oleh karangan bunga setiap kali keraton menggelar acara atau hajatan. Versi kedua mengatakan bahwa nama jalan diambil dari seorang bangsawan Inggris, Marlborough, yang tinggal di Yogyakarta antara tahun 1881-1816.
Terlepas dari mana nama Malioboro berawal, jalan paling populer di Yogyakarta ini selalu berhasil menarik perhatian wisatawan yang datang ke kota ini. Jalan Malioboro menjadi semacam pusat oleh-oleh khas Yogyakarta. Sepanjang jalan, Anda bisa menemukan beragam suvenir khas mulai dari kaos, batik, blangkon, sandal, kerajinan tangan sampai bakpia patok dan yangko yang merupakan jajanan khas Yogyakarta.
Jalan Malioboro
Jalan Malioboro
Untuk kuliner, di tempat wisata ini terdapat deretan pedagang kaki lima yang menawarkam sajian sederhana namun nikmat. Jangan lupa mencicipi nasi gudeg yang sudah menjadi kuliner wajib coba di Yogyakarta. Untuk minuman, nikmati es dawet yang menawarkan rasa legit gula merah dipadu kental dan gurihnya santan kelapa. Sambil menikmati makanan Anda, sekelompok pangamen akan datang silih berganti dengan menyanyikan lagu-lagu yang semakin membuat Anda jatuh cinta pada Yogyakarta.
Di sepanjang jalan terdapat deretan tukang becak dan delman yang setia menunggu pelanggan. Inilah saatnya Anda berkeliling sekitar Jalan Malioboro dengan moda transportasi khas Yogyakarta. Tukang becak biasa menawarkan paket keliling tempat wisata sekitar dengan biaya yang terjangkau. Delman juga bisa Anda jadikan pilihan jika ingin merasakan pengalaman unik berkeliling Yogyakarta.
Jalan Malioboro
Jalan Malioboro
Selama di Jalan Malioboro, Anda hampir selalu bisa mendengarkan alunan gamelan Jawa yang diputar dari kaset maupun dimainkan secara langsung oleh seniman jalanan Yogyakarta. Tak hanya di siang hari, tempat wisata ini pun ramai di malam hari. Budaya lesehan dan angkringan tak bisa terlepaskan dari kota cantik ini.
Sampai sekarang, Jalan Malioboro masih menjadi bagian penting dari Keraton Yogyakarta. Jalan ini selalu menjadi lokasi kirab setiap kali keraton mengadakan sebuah acara dan perayaan tertentu.

PANTAI PARANGTRITIS 

 

Pantai Parangtritis terletak 27 km selatan Kota Jogja dan mudah dicapai dengan transportasi umum yang beroperasi hingga pk 17.00 maupun kendaraan pribadi. Sore menjelang matahari terbenam adalah saat terbaik untuk mengunjungi pantai paling terkenal di Yogyakarta ini. Namun bila Anda tiba lebih cepat, tak ada salahnya untuk naik ke Tebing Gembirawati di belakang pantai ini. Dari sana kita bisa melihat seluruh area Pantai Parangtritis, laut selatan, hingga ke batas cakrawala.
Pssst, YogYES akan memberitahu sebuah rahasia. Belum banyak orang tahu bahwa di sebelah timur tebing ini tersembunyi sebuah reruntuhan candi. Berbeda dengan candi lainnya yang terletak di daerah pegunungan, Candi Gembirawati hanya beberapa ratus meter dari bibir Pantai Parangtritis. Untuk menuju candi ini, kita bisa melewati jalan menanjak dekat Hotel Queen of the South lalu masuk ke jalan setapak ke arah barat sekitar 100 meter. Sayup-sayup gemuruh ombak laut selatan yang ganas bisa terdengar dari candi ini.
Pantai Parangtritis sangat lekat dengan legenda Ratu Kidul. Banyak orang Jawa percaya bahwa Pantai Parangtritis adalah gerbang kerajaan gaib Ratu Kidul yang menguasai laut selatan. Hotel Queen of the South adalah sebuah resort yang diberi nama sesuai legenda ini. Sayangnya resort ini sekarang sudah jarang buka padahal dulu memiliki pemandangan yang sanggup membuat kita menahan nafas.

Sunset yang Romantis di Parangtritis

Ketika matahari sudah condong ke barat dan cuaca cerah, tibalah saatnya untuk bersenang-senang. Meskipun pengunjung dilarang berenang, Pantai Parangtritis tidak kekurangan sarana untuk having fun. Di pinggir pantai ada persewaan ATV (All-terrain Vehicle), tarifnya sekitar Rp. 50.000 - 100.000 per setengah jam. Masukkan persneling-nya lalu lepas kopling sambil menarik gas. Brrrrooom, motor segala medan beroda 4 ini akan melesat membawa Anda melintasi gundukan pasir pantai.
Baiklah, ATV mungkin hanya cocok untuk mereka yang berjiwa petualang. Pilihan lain adalah bendi. Menyusuri permukaan pasir yang mulus disapu ombak dengan kereta kuda beroda 2 ini tak kalah menyenangkan. Bendi akan membawa kita ke ujung timur Pantai Parangtritis tempat gugusan karang begitu indah sehingga sering dijadikan spot pemotretan foto pre-wedding. Senja yang remang-remang dan bayangan matahari berwarna keemasan di permukaan air semakin membangkitkan suasana romantis.
Pantai Parangtritis juga menawarkan kegembiraan bagi mereka yang berwisata bersama keluarga. Bermain layang-layang bersama si kecil juga tak kalah menyenangkan. Angin laut yang kencang sangat membantu membuat layang-layang terbang tinggi, bahkan bila Anda belum pernah bermain layang-layang sekalipun.
Masih enggan untuk pulang walau matahari sudah terbenam? Tak lama lagi beberapa penjual jagung bakar akan menggelar tikar di pinggir pantai, kita bisa nongkrong di sana hingga larut malam. Masih juga belum mau pulang? Jangan khawatir, di Pantai Parangtritis tersedia puluhan losmen dan penginapan dengan harga yang terjangkau.

 


 

Jenis-jenis Jilbab Pasmina

9 Jenis Bahan Hijab yang Nyaman 

Hijab adalah pakaian para muslimah yang kini umum dikenakan tak hanya saat keluar rumah namun juga dalam keseharian. Hijab juga cocok dikenakan saat dikantor, meeting, jalan-jalan hingga ke pesta. Kini, berbagai macam model hijab yang sesuai dengan kebutuhan banyak bermundulan. Tak heran semakin banyak wanita yang kemudian memantapkan diri untuk berhijab. Banyak juga wanita terlihat lebih cantik saat memutuskan untuk berhijab.
Berhijab tak melulu memperhatikan dari sisi kecantikan saja. Namun, Anda tak boleh mengabaikan kenyamanan saat berhijab. Karena, kenyamanan sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan diri kita saat mengenakan hijab. Oleh karena itu, Anda harus pandai-pandai memilih jenis bahan hijab yang cocok Anda kenakan.
Apa saja sih, jenis bahan hijab yang biasa digunakan sebagai bahan untuk hijab? Berikut 9 Jenis Bahan Hijab yang dapat membantu Anda memilih hijab yang nyaman bagi Anda.

1.Rayon
Bahan rayon sangat cocok digunakan saat cuaca panas. Karena, rayon memiliki kemampuan yang baik dalam menyerap keringat. Penampakannya yang casual juga menjadikan bahan rayon ini nyaman digunakan sehari-hari. Teksturnya mudah dikreasikan dan diatur sesuai keinginan Anda.
Namun, bahan rayon memiliki sedikit kelemahan yakni mudah kusut. Anda harus lebih rajin menyeterika saat hendak dikenakan. Terkadang, bahan ini juga luntur ketika dicuci. Karena menyerap keringat, hijab rayon juga dapat menimbulkan bau tak sedap jika terlalu lama dikenakan.


2.Katun
Hijab dengan bahan katun senantiasa nyaman digunakan baik saat cuaca panas karena menyerap keringat. Kelebihannya dibanding dengan bahan rayon, katun tidak mudah kusut, tidak mudah luntur dan tidak berbulu. Sehingga, katun bisa dikatakan salah satu jenis bahan hijab yang cukup baik.
Kelemahannya, karena bahannya yang agak tebal sedikit menyusahkan Anda saat mengkreasikannya dengan berbagai model hijab.


3.Sutra
Sutra adalah jenis bahan hijab yan sanga nyaman karena bahannya dingin dan kembut. Hijab dari sutra sangat pas Anda kenakan sehari-hari bahkan untuk ke pesta.
Sayang, bahan sutera ini mudah kusut, mudah luntur dan butuh perawatan yang khusus agar hijab tetap awet. Selain itu, sutra merupakan jenis bahan hijab yang cukup mahal karena kualitasnya.

4.Polyester
Hijab berbagan polyester cocok Anda Kenakan di manapun, sehari-hari maupun saat menghadiri pesta. Bahan ini cenderung mudah perawatannya dan tak mudah kusut.
Sayangnya, kelemahan bahan ini justru cukup mengganggu. Pasalnya, bahan polyester memiliki kemampuan menyerap keringat yang buruk, sehingga tak cocok digunakan saat cuaca panas. Teksturnya juga kurang lentur apabila hendak dikreasikan dengan model hijab yang sedang in.

5.Spandex atau Lycra
Kabar gembira bagi Anda penggemar jenis bahan hijab spandex, karena bahan ini mampu menyerap keringat dengan cukup baik. Sehingga, nyaman digunakan saat cuaca panas. Teksturnya yang cukup elastis sangat mudah diatur untuk dikreasikan dengan berbagai model hijab. Namun, bahan spandex mudah melar jika tak dicuci dengan benar.


6.Kaos
Bahan kaos sangat nyaman dikenakan sehari-hari bahkan saat cuaca panas. Bahan kaos sangat mudah dibentuk dan bagusnya tak luntur saat Anda mencucinya. Namun, hampir seperti spandex, bahan kaos juga bisa melar jika terlalu sering dicuci.

7.Pashmina atau Kashmir
Hijab pashmina merupakan salah satu jenis bahan hijab dengan tekstur yang lentur sehingga mudah diatur saat dikreasikan. Kekurangannya, bahan pashmina yang agak tebal tak cocok digunakan saat cuaca panas. Selain itu, pashmina seringkali memiliki motif yang unik sehingga Anda akan sedikit kesulitan saat mempadu padankannya dengan pakaian Anda.

8.Sifon
Bahan sifon dapat memberi kesan elegan bagi pemakaina. Sehingga sangat cocok untuk Anda kenakan saat menghadiri acara semi formal dan formal. Namun, bahan ni tidak cocok saat cuaca panas. Selain itu bahan sifon juga cenderung cepat kusam.

9.Jersey
Bahan jersey memiliki tekstur yang ringan dan lembut. Hijab dengan bahan ini sangat nyaman dipakai dan memberikan kesan jatuh ketika dikenakan. Berhati-hatilah, karena teksturnya ini akan membuat wajah Anda yang menggunakannya nampak lebih berisi.

Nah, itulah 9 jenis bahan hijab yang perlu Anda ketahui untuk memperoleh kenyamanan Anda. Sudah menemukan yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda? Pastikan Anda nyaman dan tampil semakin cantik dengan hijab Anda.



 

Selasa, 26 Januari 2016

Resep Dendeng Balado



Cara Membuat Resep Dendeng Balado
 

Bahan dan Resep Dendeng Balado Padang

  1. Bahan utama yang digunakan adalah 1 kg daging sapi kualitas bagus. Gunakan bagian sapi has dalam atau bagian lain yang mempunyai kandungan lemak sedikit. Rebus daging sampai mendidih untuk menghilangkan kotoran sehingga tidak perlu dicuci dan kemudian tiriskan sebentar.
  2. Bawang putih ukuran sedang besar sebanyak 6-7 siung. Kupas kulitnya dan pukul pukul kasar (geprak) 3 pcs bawang untuk rebusan dan sisanya dihaluskan untuk rendaman daging supaya lebih meresap.
  3. Buah pekak kurang lebih 3 pcs saja.
  4. Bawang merah lokal ukuran sedang besar sebanyak 3 siung. Kupas kulitnya dan haluskan untuk bahan rendaman.
  5. Lada putih halus atau bubuk kurang lebih sebanyak satu sendok keci untuk bahan rendaman.
  6. Ketumbar kurang lebih sebanyak satu sendok kecil atau sendok teh saja untuk bahan rendaman. Haluskan.
  7. Garam dapur beryodium secukupnya untuk bahan rendaman.
  8. Gula pasir putih secukupnya untuk bahan rendaman.
  9. Air bersih secukupnya untuk merebus daging dendengnya dan untuk membuat bumbu rendamannya.
  10. Buah cabai merah besar sebanyak 3-4 pcs. Cuci bersih dan belah dua untuk dibuang isinya dan tumbuk tumbuk kasar (bumbu balado).
  11. Buah cabai keriting 5-8 pcs atau sesuai selera. Cuci bersih dan tumbuk tumbuk kasar  (bumbu balado).
  12. Garam dapur beryodium kurang lebih sebanyak satu sendok kecil saja (bumbu balado).
  13. Daun jeruk ukuran sedang sebanyak 3 pcs (bumbu balado).
  14. Bawang merah lokal ukuran sedang besar sebanyak 8-9 siung. Kupas kulitnya dan iris tipis tipis (bumbu balado).
  15. Air asam kurang lebih sebanyak dua sendok makan saja untuk campuran bumbu baladonya (terbuat dari 2 sendok teh asam jawa dan 4 sendok makan air).
  16. Minyak goreng secukupnya untuk menggoreng daging dendeng dan menumis bumbu balado.

Cara Membuat Resep Dendeng Balado Enak Renyah

  1. Langkah pertama adalah membuat dendeng daging sapinya.
  2. Siapkan panci lagi dan isi dengan air bersih secukupnya. Masukkan lada putih sebanyak 1 sendok teh, bawang putih yang sudah digeprak, garam secukupnya dan buah pekaknya. Aduk aduk sebentar supaya semua bahan tercampur rata.
  3. Masukkan daging sapi yang sudah direbus sebelumnya ke dalam panci di atas. Rebus daging sapi sampai empuk sambil di bolak balik. Angkat daging dan tiriskan setelah matang lalu potong potong sesuai selera. Cara memotong daging yang benar adalah mengikuti alur serat dagingnya.
  4. Sambil menunggu daging dendeng diaatas matang, kita bisa menyiapkan bahan untuk rendaman dagingnya.
  5. Ambil satu wadah lagi agak besar dan masukkan bumbu bumbu halus untuk bahan rendamannya (bawang putih, bawang merah, ketumbar, air asam dan lada putih).
  6. Tuang air secukupnya dan aduk aduk semua bahan supaya tercampur rata.
  7. Tambahkan garam dapur dan gula pasir secukupnya dan kemudian aduk aduk lagi supaya semua bahan tercampur rata.
  8. Ambil daging yang sudah dipotong potong dan pukul pukul sedikit dengan benda tumpul supaya lebih empuk dan bentuknya agak melebar dan pipih.
  9. Masukkan daging diatas ke dalam wadah bumbu rendaman sampai semua bagian tertutup air. Diamkan selama kurang lebih 50-60 menit supaya bumbu meresap ke dalamnya.
  10. Setelah direndam goreng daging diatas ke dalam wajan yang berisi minyak banyak dengan api sedang sampai daging berwarna agak kehitaman (jaga jangan sampai hitam hangus). Angkat setelah matang dan tiriskan. Ulangi untuk semua daging.
  11. Langkah kedua adalah membuat bumbu baladonya.
  12. Siapkan wajan dengan api kecil sedang dan beri minyak secukupnya (kurang lebih sebanyak 6-7 sendok makan).
  13. Masukkan bawang merah yang sudah diiris dan tumis sampai matang.
  14. Masukkan cabai merah dan cabai rawit yang sudah di tumbuk/uleg kasar, garam dapur beryodium, air asam dan daun jeruknya.
  15. Aduk aduk sampai semua bahan tercampur rata.
  16. Masukkan daging dendeng ke dalam bumbu baladonya. Aduk aduk kembali sebentar sampai semua bumbu tercampur rata.
  17. Angkat dan hidangkan dendeng baladonya.